Teks pranatacara adalah teks yang di ucapkan atau dibawa oleh pembawa acara atau biasa disebut MMC. Teks pranatacara berisi tentang jalanya sebuah acara dari awal sampai akhir acara.Struktur teks pranatacara di bagian awalan atau pembuka berisi tentang salam pembuka,puja puji syukur kepada tuhan, serta sambutan sambutan kepada para tamu. Di bagian isi teks pranatacara berisi tentang jadwal acara, atau urutan acara. Di bagian akhir atau penutup berisi tentang permintaan maaf serta salam penutup dan bisa diisi pantun atau parikan. Baca Juga: Ciri dan Kecocokan bangunan yang tahan Gempa- Bubang.com Teks pranatacara biasanya diperlukan dalam sebuah acara, seperti acara pernikahan, khitanan, pengajian, perpisahan, dan acara acara lainya. berikut ini adalah contoh teks pranatacara bahasa jawa tentang acara Halal bi Halal. Baca Juga: Spesifikasi Karakter Bangunan dan Bangunan tahan gempa -bubang.com Berikut adalah contoh teks pranatacara dalam rangka acara Halal bi Halal Assalamualaikum
Hai sobat build. Kembali lagi kita berjumpa di Bubang tempatnya pembangunan., dalam artikel kali ini kami akan sedikit meneruskan artikel kemarin yaitu tentang Bangunan Tahan Gempa. Namun kali ini kami akan membahas tentang kecocokan sistem struktur gedung terhadap gempa. Dalam membuat gedung tahan gempa anda harus memastikan dulu dan mempelajari bagaimana kecocokan struktur yang tepat dalam proses pembangunan gedung tahan gempa agar gedung tidak roboh saat terjadinya gempa. Untuk itu simak ulasan berikut.. Kadar kecocokan sistem struktur tahan gempa yang dinyatakan bahwa: A. Sangat cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan menunggunakan sistem struktur rangka kaku, baik menggunakan bahan beton bertulang, baja, dan kayu dengan perkuatan silang. Bangunan gedung dan rumah tinggal yang dibangun dengan sistem strukur ini memberikan karakteristik berat bangunan ringan dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap beban gempa. B. Cukup cocok, bila bangunan gedung d
Pranatacara A. Pemahaman Pranatacara 1. Hakikat Pranatacara Pranatacara Nagari Indonesia kadadosan saking maewu-ewu pulo saha maneka warni kabudayan. Kawontenan ingkang mekaten menika njalari tuwuhing tatacara ingkang mawarni-warni. Tatacara mujudaken peranganing warisanipun para leluhur ingkang perlu dipunpepetri sarta dipunlestantunaken. Kanthi nindakaken tatacara kados ingkang dipunlampahi dening para sepuh ing jaman rumiyin ateges sampun tumut ngleluri kabudayaning bangsa. Kanthi punika kapanggalih perlu wontenipun wewaton sawatawis minangka panglimbang saha ancer-ancer amrih lampahing upacara saged tumata sae tuwin rancag. Ing adat sabenipun, masyarakat Jawa ngresaya dhateng tiyang ingkang kaanggep nggadhahi kawasisan ing bab olah basa tuwin sastra supados ndherekaken lampahing upacara ngantos paripurna ingkang asring sinebat panata laksana, paniti laksana, utawi panatacara. Pranatacara utawi pidhato limrah sinebat medhar sabda inggih menika nglairaken gagasan, pamanggih, u
Comments
Post a Comment