MEMBACA PUISI serta MENDALAMI PUISI dan disertai cara-caranya. Bubang.com
Selamat datang di artikel kami kali ini. Pada artikel ini kami akan memberikan materi tentang bagaimana mendalami dan membaca puisi dengan baik .Simak artikel dibawah ya,,,, Semoga dapat bermanfaat.
Mendemonstrasikan Puisi
1. Membaca puisi dengan memperhatikan vocal, ekspresi dan intonasi yang baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi;
1. Rima dan irama, mengatur cepat lambatnya bacaan puisi karena terikat akan rima atau sajak pada tiap lariknya.
2. Artikulasi dan kejelasan suara baik kejelasan mengucapkan konsonan maupun vocal, serta pertemuan antar vocal seperti ai, au, ao, ae, iu, dll.
3. Ekspresi mimic wajah sesuai denga nisi puisi. Suasana senang, sedih, semangat, gembira, haru dll harus disesuaikan dgn ekspresi wajah.
4. Mengatur pernapasan sehingga tidak tergesa-gesa dan kehabisan nafas ketika membaca puisi namun belum sampai pada akhir larik atau belum berhenti sebelum waktunya.
5. Penampilan, sikap dan kepribadian menjadi kunci keberhasilan membaca puisi di depan public. Tenang, tidak gelisah, tidak gugup dan meyakinkan penonton.
6. Perhatikan vocal, ekspresi dan intonasi/tekanan sesuai denga nisi dan makna puisi.
Puisi adalah karya sastra yang memiliki estetika yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan genre teks prosa. Jika dilihat sekilas, pada teks puisi seperti pada umumnya teks yang lain. Namun, jika teks tersebut diberikan tambahan rasa dengan cara membaca puisi yang baik, teks tersebut seolah emnjadi hidup, seperti memiliki ruh dan bernyawa. Membaca puisi akan dianggap baik apabila mampu mempengaruhi suasana dan kondisi si pendengan puisi tersebut.
Baca Juga:latihan-soal-seni-budaya
Berbagai teknik saat membaca puisi sebagai berikut.
1. Pahami dulu isi, makna, suasana, tema dari puisi. Artikan terlebih dahulu arti tiap kata/diksi yang dipilih dan pahami maksud dari puisi tersebut agar tidak salah dalam menafsirkan makna puisi. Hal ini penting karena pada puisi sering menggunakan diksi yang tidak lazim atau lumrah pada umumnya karena mengejar estetika dan keindahan.
2. Setelah dipahami isi dan makna puisi, berilah tanda pada bagian-bagian tertentu. Misalnya tanda jeda pada frasa/parafrasa di mana akan jeda berhenti baik sebentar maupun lama, serta tanda intonasi dan tekanan, di mana akan dinaikkan atau diturunkan volume suara, tanda di mana akan dibaca dengan tempo cepat atau lambat, sehingga ruh dari puisi tersebut akan muncul.
3. Menghayati suasana, tema dan makna untuk mengekspresikan puisi yang akan dibaca dengan seolah membayangkan kita sedang dalam suasana puisi tersebut. Misalnya suasana sedih, kita bayangkan seperti kita sedang sedih, hal apa yang membuat kita sedih bisa disuguhkan dalam imajinasi sehingga mendukung suasana hati dalam mengkespresikan puisi.
4. Membaca dalam hati secara berulang-ulang, hingga sudah bisa merasakan puisi tersebut dilanjutkan berlatih dengan vocal yang sesuai, tidak dibaca dalam hati.
5. Bacalah puisi di depan cermin, atau rekamlah hasil bacaan puisimu agar dapat kamu amati hasilnya.
Baca Juga:Materi Pembawa acara atau Pranatacara Bahasa Jawa
2. Memusikalisasikan puisi dengan memerhatikan makna puisi
Puisi adalah sebuah pengungkapan ekspresi dimana terjadi mengekspresikan emosi, suasana hati, rasa pesona, kagum, keresahan, kegelisahan, dan suasana hati lainnya. Dengan puisi, seseorang akan lebih sadar akan dirinya untuk mengamat, mengagumi, atau memikirkan lingkungan dan alam sekitarnya.hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.
Memusikalisasi puisi adalah kegiatan pembacaan puisi dengan cara dilagukan, diberi irama, atau diiringi musik yang sesuai dengan isi puisi
Musikalisasi puisi adalah pembacaan puisi yang dinyanyikan sehingga seorang pendengar yang kurang paham menjadi paham, Dengan mengkolaborasikan antara sastra dan music, atau suatu kegiatan pembacaan puisi dengan cara dilagukan, diberi irama, atau diiringi musik yang sesuai dengan isi puisi. Musikalisasi puisi juga biasaanya bentuk dari kolaborasi apresiasi puisi yang dilakukan dengan pembacaan dan penggubahan syair dengan melibatkan beberapa unsur seni seperti irama, bunyi atau musik serta unsur gerak atau tari.
Dalam memusikalisasikan puisi tidak boleh mengubah lirik atau teks puisi aslinya, hanya boleh melagukan, memberi nada, irama dalam pembacaannya. Kalian dapat mengambil beberapa manfaat dari puisi antara lain:
1) Menggugah perasaan lebih dalam,
2) Membangkitkan imajinasi,
3) Mendorong orang lebih mampu berpikir dan menggerakkan pikiran,
4) Menimbulkan kesenangan dan hiburan.
Cara Musikalisasi Puisi dengan Baik dan Benar
1. Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
2. Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan. Mengapresiasi puisi artinya mencermati secara sungguh-sungguh sebuah puisi hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
3. Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun.
4. Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi. Alat musik yang akan kalian gunakan dapat berupa gitar, gendang,keyboard, dan sebagainya.
5. Menentukan notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada tersebut dapat berbentuk notasi angka ataupun notasi balok. Guna notasi untuk mempermudah melagukan puisi tersebut. Tentunya mengubah sebuah puisi menjadi musikalisasi bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu, kalian harus rajin berlatih
MENGANALISIS UNSUR KEBAHASAAN PUISI
1) Menganalisis diksi/pilihan kata dalam puisi
Pilihan kata dalam puisi menjadi hal penting agar menimbulkan efek estetis/keindahan yang diinginkan. Pilihan tersebut dengan mempertimbangkan aspek makna, efek pengucapannya, jatuhnya vocal swara dari kata tersebut serta mampu mewakili pikiran dan suasana hati penulis. Diksi mampu muncul karena adanya hal sebagai berikut.
a. Makna kias (konotatif)
Makna yang tidak sesungguhnya, bisa mengambil pola pengandaian, perumbamaan, perbandingan, pertentangan dll seperti layaknya majas.
b. Lambang (symbol)
Adalah penggantian suatu hal/benda dengan benda lain yang disepakati oleh sekelompok masyarakat tertentu baik bersifat lokal, kedaerahan, nasional maupun umum atau universal. Misalnya kata “kandang” dalam konteks jawa berarti rumah. Warna ungu melambangkan makna feminism, dll.
c. Persamaan bunyi atau rima
Pemilihan kata di dalam sebuah baris/larik puisi maupun antar baris pada puisi dengan mempertimbangkan persamaan bunyi yang harmonis dan selaras. Jenis rima dapat dilihat sebagai berikut;
1. Rima secara vertical atau ke bawah antar baris satu dengan di bawahnya.
- Rima sejajar berpola ; a a a a
- Rima kembar berpola; a a b b
- Rima berpeluk berpola; a b b a
- Rima bersilang berpola; a b a b
2. Rima secara horizontal atau ke samping dalam satu baris/larik
- Aliterasi, persamaan bunyi konsonan pada setiap kata dalam satu baris
- Asonansi, persamaan vocal pada akhir kata dalam satu baris.
2) Menjelaskan imaji dalam puisi
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris (alat indra) seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Diksi yang dipilih penulis akan menghasilkan pengimajian sehingga akan menjadi kata konkret.
Berikut adalah jenis imaji dalam puisi;
1. Imaji visual/penglihatan
Pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat oleh pembaca teks puisi. Misalnya, kotaku hilang, bulan merah jambu; semua dapat dilihat atau menampilkan citraan penglihatan.
2. Imaji auditif/pendengaran
Pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh sungguh dapat didengar oleh pembaca. Misalnya; kepak sayap kelelawar, ia dengar resah kuda serta langkah pedati; menampiljan citraan pendengaran.
3. Imaji taktil
Pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu memengaruhi perasaan pembbaca sehingga ikut terbawa perasaannya. Misalnya pada teks puisi berikut;
“bila aku merantau, sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku, di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan, lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar”.
3) Mengidentifikasi kata konkret dalam puisi
Adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap oleh alat indera. Hal ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata tersebut agar mampu membangkitkan imajinasi pembaca.
Misalnya kata ‘pelangi’ yang selalu muncul setelah hujan, muncul karena pertemuan udara/zat antara panas dan dingin sehingga seolah memancarka warna di langit. Pelangi diibaratkan dengan keindahan, kegembiraan, karena setelah mendung, pasti hujan dan akan kembali terang. Pelangi selalu muncul ketika hujan sudah reda. Kata pelangi menjadi kata konkrit untuk menggambarkan suasana penulis. Kata lain misalnya; salju, rawa, kuku besi, kulit bumi, kaki kuda, telanjang dan lainnya.
4) Menjelaskan rima dan ritma dalam puisi
Rima atau persajakan adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata dalam larik dan bait puisi.
Ritma atau irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut dari ucapan bunyi kata.
Irama muncul karena;
1. adanya rima, pengulangan kata baik di larik maupun di bait,
2. tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemah suara karena sifat konsonan dan vocal (misalnya vocal a akan lebih kuat daripada vocal u dan I, konsonan “B” akan lebih kuat jika dibandingkan dengan konsonan “P” pada kata sebab/=acap),
3. panjang pendek kata pada larik tersebut
Rima adalah salah satu unsur pembentuk irama. Berdasarkan jenis bunyi yang diulang, berikut jenis rima sebagai berikut;
1. Rima sempurna, persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2. Rima tak sempurna, persamaan bunyi pada sebagian kata terakhir. Misalnya; “Namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu, lantaran aku tahu siapa dirimu”.
3. Rima mutlak, persamaan bunyi pada dua kata atau lebih secara mutlak. Misalnya; “ Tangan kami …, kaki kami…, mulut kami…., mata hati kami…”
4. Rima terbuka, persamaan bunyi pada suku akhir terbuka atau dengan vocal sama
5. Rima tertutup, persamaan bunyi pada suku kata tertutup/konsonan
6. Rima aliterasi, persamaan bunyi pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris lain
7. Rima asonansi, persamaan bunyi pada asonansi vocal tengah kata
8. Rima disonansi, persamaan bunyi pada huruf/huruf mati/konsonan
Baca Juga:Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti
MENULIS PUISI
Menulis puisi bukanlah pekerjaan yang mudah karena dibutuhkan ketenangan, keseriusan maupun pengalaman yang cukup bagi penulis agar mampu mengahsilkan karya puisi yang baik dan indah. Puisi dapat ditulis dari berbagai sumber ide atau referensi yang mudah didapat oleh penulis, misalnya pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, saat melihat, mendengar, merasakan maupun mengalami suatu peristiwa tertentu. Sebelum menulis puisi perlu dipahami jenis puisi berikut;
1. Puisi ekspresionis
Adalah puisi yang proses kreatif pembuatannya ditulis berdasarkan dan berisi ungkapan hati atau perasaan penyairnya.
2. Puisi impresionis
Adalah puisi yang proses kreatif pembuatannya ditulis berdasarkan kesan/tanggapan pribadi penulis terhadap kenyataan kehidupan.
Demikian artikel dari kami semoga bermanfaat, terimakasih... nantikan artikel kami selanjutnya ya,,
Comments
Post a Comment